Sabtu, 11 Juli 2009

cerita senja

Memanjakan kegundahan hati. Merayakan kebimbangan fikiran yang mengganggu waktu. kala langit bergegas jingga. Meniti langkah di sisi sungai emas berkilau. Bersama coffee latte dalam sebuah paduan cantik dengan gelas dalam genggaman. Desiran angin pun terasa kencang menerjang sendi-sendi kulit yang perlahan menegang. Sunyi, tenang dan bukan kumpulan individu dalam apel besar. Ini beda. Kicau nuri menyambar kesunyian. Kilatan romansa sepasang kekasih dari bangku seberang. Semua cantik bergulir mengisi waktu yang berlari sia-sia. Cerita sang dewa matahari yang segera berganti tugas. Kayuhan sepeda terlihat tergesa, melintasi saya yang sedang sibuk melepaskan pandangan pada seorang bapak tua di ujung jalan. Wajahnya cerah, dan pakaiannya bersih. Siap membuka kedai kopi sederhana miliknya. Tubuh serta hati terasa hangat. Ini bukan lah sebuah bentuk penyimpangan fungsi tubuh. Namun lebih terbawa suasana di akhir tahun menjelang natal. Hamparan jingga serta magenta. Refleksi keindahan hati Raja semesta. _mathirasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar