Sabtu, 17 Maret 2012

hallo harapan..

Sudahkah kamu melihat matahari di pagimu? Kuharap hari mu terang. tak lagi kau ingat gelapnya waktu semalam. Hujan yang ku undang, harum yang tercium datang. Hirup hingga ke hulu, nafasmu kan bertemu fajar pagi itu. Ini masih berawan, sepuh saja agar berganti. Hidup memang tak semanis senyummu, maka tersenyumlah! seduh dengan getirmu. Larutkan keduanya pada perasaan yang akan segera kau telan. Jangan takut pada pahit, percaya lah kau akan tahu penangkalnya. Oh ya boleh kah aku meminta secangkir tawamu? Agaknya akan baik untuk hariku. Coba kau dengar lagi! Dengarkan syair angin yang membawa gulana pada memori auralmu. Lupakan bersama mendung yang pudar. Kau yakin matahari akan datang? Jika kau yakin maka yakin akan membawanya. Tetaplah kau tegak di sampingku. Tetap hidup di tengah waktu yang dipacu Tuhan hingga kita bertemu. Lari lah kau sejauh itu, rinai hujan akan terus membawamu pada derai yang mengalun di harapku. Aku lebih suka melihat tangis mu merdeka. Untuk apa kau menyerah pada malu? Toh malu tidak pernah menuntut mu untuk malu. Ingat saja pesan ibumu! Kini halaman kita kembali sama, halaman yang sesungguhnya selalu sama. halaman dimana kau jadi bunga dan aku rumput hijau perantara. Aku ada di sekitarmu, terbaring menunggu harummu datang berhamburan. Aku akan menyapa mu pada saatnya. Aku akan hadir di hidupmu berikutnya. Semenit, dua menit tak masalah. Asalkan aku ada di sana. Terima kasih waktumu.