Senin, 02 November 2009

dia bilang dia takut


Dia tiba-tiba memeluku kencang. Dia bilang dia takut. Entah apa yang membuat dirinya takut. Ternyata dia takut meneruskan langkahnya yang masih panjang. Dia bilang di depan gelap. Dia bilang lintasannya samar, pembatasnya tak tentu, dia takut jatuh dan mungkin takut hilang. Dia mencengkram bagian belakang kaus ku sangat kencang. Seakan takut aku pergi lalu hilang. Wajahnya bening pucat. Dia masih sangat takut. Aku biar kan dia tenang. Aku buat kan dia susu coklat hangat. Dan dia pun mau meminumnya. Aku coba mengelus belakang kepalanya. Berharap dia setidaknya bisa tenang dan merasa hangat. Ku balut badannya dengan sweather abu ku. Ini baru ku ambil dari loundre. jadi masih wangi. setidaknya ini bisa nyaman baginya. Aku duduk tepat didepannya. Aku mencoba meraih jarak terdekat, untuk memastikan dia tidak apa-apa saat ini. Aku bilas butir keringat yang tercecer di keningnya. Aku ingin dia tenang, aku ingin dia bisa merasa aman. Aku ingin dia sadar benar aku di sini. ”aku takut bertemu pagi” ujarnya perlahan seolah mengeja. Suaranya datang getir di telinga. ”Apa yang membuat mu takut??” Sahut ku cepat. ”Aku takut aku merasa hangat”. Ujar nya. ”Bukan kah hangat itu bagus???”jawab ku penasaran. ”Aku belum siap, aku belum lihat apa-apa, aku belum kenal siapa-siapa. Aku takut salah merasa hangat”. Ucapnya yang terdengar kombinasi panik, takut, serta gugup dan sangat cepat. ”Kamu tidak akan tahu apa yang terjadi besok, kecuali kamu mati sekarang”. Jawab ku sedikit ketus. ”Yang tidak terlihat belum tentu tidak ada kan?” Katanya menegaskan. ”Iya aku tahu!!! Justru itu, apa kamu sudah melihat esok pagi?” Nada suara ku meninggi. ”Apa kamu sudah tahu apa yang terjadi esok hari kala hitam berganti putih??? Kalau iya aku rasa aku salah berbincang dengan siapa malam ini. mungkin aku sedang bicara dengan malaikat maut” sambungku. ”Aku hanya takut!! Aku hanya butuh dukungan mu!! Aku hanya butuh egoismu yang selalu menekan ku!! Aku hanya butuh nada tinggi emosi mu!! Karena itu semua yang menjadi bahan bakar harapan ku hingga aku mampu bertemu saat ini dan detik setelah ini”. ujarnya menutup perbincangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar